Oleh : Pena Sunyaraja
OPINI - Dalam dunia pendidikan yang terus berkembang, tiga nilai utama integritas, loyalitas, dan profesionalitas menjadi landasan penting untuk menciptakan sistem pendidikan yang bermutu. Namun, di tengah kebijakan pemerintah yang sering kali dianggap tidak memihak pada kemajuan pendidikan, nilai-nilai ini harus dimaknai ulang agar tetap relevan dan dapat memberikan kontribusi nyata bagi kemajuan bangsa.
Integritas: Pilar Kejujuran dan Konsistensi
Integritas merupakan kualitas yang menuntut kejujuran, konsistensi dan kesesuaian antara perkataan dan perbuatan. Dalam konteks pendidikan, integritas harus dimiliki oleh semua pemangku kepentingan mulai dari guru, kepala sekolah, hingga pejabat pemerintahan yang merancang kebijakan. Sayangnya, kita sering mendengar berita tentang penyimpangan anggaran pendidikan, manipulasi data, atau keputusan yang tidak berbasis kebutuhan nyata di lapangan. Memaknai integritas dalam situasi ini berarti memiliki keberanian untuk bersikap jujur meski menghadapi tekanan, dan selalu menjadikan kepentingan peserta didik sebagai prioritas utama.
Bagi para pendidik, integritas juga berarti menghindari praktik-praktik tidak etis seperti jual beli nilai atau sikap diskriminatif terhadap siswa. Mereka harus menjadi teladan dalam membangun karakter peserta didik yang jujur dan bertanggung jawab, meski kadang harus menghadapi tantangan seperti kurangnya dukungan fasilitas atau kebijakan yang kurang mendukung.
Loyalitas: Kesetiaan pada Misi Pendidikan
Loyalitas dalam pendidikan tidak hanya berarti kesetiaan kepada institusi tempat seseorang bekerja, tetapi lebih dalam lagi, merupakan kesetiaan pada misi luhur pendidikan itu sendiri. Dengan kondisi kebijakan yang kadang tidak sejalan dengan kebutuhan di lapangan, loyalitas harus diarahkan pada upaya untuk tetap memberikan pendidikan terbaik bagi siswa.
Loyalitas juga tercermin dalam upaya guru dan tenaga pendidik lainnya untuk tetap menjalankan tugas mereka dengan sepenuh hati meski dihadapkan pada keterbatasan. Misalnya, banyak guru di daerah terpencil yang tetap berjuang mendidik meski harus berjalan jauh, menghadapi kurangnya sarana belajar, atau menerima honorarium yang tidak layak. Mereka menunjukkan bahwa loyalitas sejati adalah kepada masa depan generasi muda, bukan sekadar kepada sistem yang kadang tidak berpihak kepada mereka.
Profesionalitas: Kualitas yang Tidak Bisa Ditawar
Profesionalitas adalah kunci dalam memastikan pendidikan berjalan dengan standar yang tinggi. Namun, bagaimana cara seorang pendidik tetap profesional ketika kebijakan sering kali berubah-ubah dan kadang tidak realistis? Profesionalitas harus dimaknai sebagai komitmen untuk terus belajar, beradaptasi dan memberikan yang terbaik meski dalam keterbatasan.
Misalnya, dalam situasi pandemi, banyak guru yang harus belajar teknologi baru untuk melaksanakan pembelajaran daring. Hal ini menunjukkan profesionalitas mereka yang tidak mudah menyerah dalam menghadapi tantangan. Selain itu, profesionalitas juga mencakup sikap kritis dan konstruktif terhadap kebijakan yang tidak memihak, dengan tetap mengutamakan etika dalam menyampaikan kritik.
Sinergi Ketiga Nilai dalam Menghadapi Tantangan
Ketiga nilai ini, integritas, loyalitas, dan profesionalitas tidak dapat berdiri sendiri. Mereka harus bersinergi untuk menghadapi tantangan dalam dunia pendidikan, terutama di tengah kebijakan yang sering kali tidak mendukung. Misalnya, integritas memastikan bahwa pendidik tidak tergoda untuk melakukan kompromi yang merugikan peserta didik, loyalitas memastikan bahwa mereka tetap setia pada tujuan pendidikan meskipun sistem tidak mendukung, dan profesionalitas memastikan bahwa mereka terus memberikan pendidikan berkualitas dengan segala keterbatasan yang ada.
Sebagai penutup, memaknai integritas, loyalitas dan profesionalitas dalam konteks kebijakan yang tidak memihak pada pendidikan adalah sebuah tantangan besar. Namun, tantangan ini tidak boleh menyurutkan semangat para pendidik dan pemangku kepentingan untuk terus berjuang demi masa depan yang lebih baik. Pendidikan adalah hak setiap anak bangsa, dan tanggung jawab kita bersama adalah memastikan bahwa hak itu tidak pernah diabaikan.