Opini: Memaknai Kemerdekaan dalam Perspektif Guru Oleh: Iman Hermawan Sastra Khusuma, M.Pd

sultannews.co.id
Senin | 09:55 WIB Last Updated 2025-08-18T02:55:19Z

 

Dokumen Foto Iman Hermawan Sastra Khusuma, M.Pd

PANDEGLANG,- Memaknai kemerdekaan tidak cukup hanya sebatas baris-berbaris, menyanyikan lagu wajib, atau upacara seremonial semata. Lebih dari itu, kemerdekaan adalah napas panjang yang harus hidup dalam setiap proses pendidikan."Senin 18/08/2025



Seorang pendidik tidak hanya bertugas mengajar, tetapi juga menjadi pelita yang menuntun peserta didik keluar dari kegelapan menuju pengalaman belajar yang merdeka- dalam berpikir, bertanya, dan bermimpi.



Kemerdekaan sering kali dimaknai sebatas bebas dari penjajahan fisik. Padahal, di ruang kelas, “penjajahan” dapat hadir dalam bentuk lain: pola pikir yang membatasi, metode belajar yang kaku, hingga tekanan nilai yang mengekang kreativitas. Di sinilah guru hadir untuk memerdekakan murid. Membebaskan mereka dari rasa tidak percaya diri, dari keterpaksaan, serta dari pandangan sempit bahwa belajar hanya sebatas angka di rapor.


Guru sebagai Penjaga Api Kemerdekaan


Kemerdekaan dalam pendidikan berarti keberanian: berani bertanya, berani mencoba, berani berbeda, berani kritis, berani menjadi diri yang lebih baik, dan berani bermimpi besar. Guru dituntut untuk menyalakan api keberanian itu di hati murid-muridnya, sekaligus membimbing mereka agar tetap berpijak pada nilai-nilai luhur bangsa.



Namun, kemerdekaan juga harus berjalan beriringan dengan tanggung jawab. Guru yang merdeka bukan berarti bebas tanpa arah, tetapi mampu menimbang, memilih, dan mengarahkan dengan bijaksana. Ruang kemerdekaan guru dalam pembelajaran adalah kebebasan berinovasi, menghadirkan metode yang relevan dengan perkembangan zaman, sekaligus menjaga akar budaya serta moral bangsa.


Tugas Guru di Era Kemerdekaan


Hari ini, tugas guru adalah menjahit makna kemerdekaan ke dalam setiap proses belajar:


mengajarkan bahwa merdeka bukan sekadar bebas, tetapi juga berani bertanggung jawab;


bukan sekadar bersuara, tetapi juga mampu mendengar;


bukan sekadar menuntut hak, tetapi juga menghormati kewajiban.



Kemerdekaan sejati adalah ketika murid mampu berdiri di atas kakinya sendiri, berpikir kritis, dan menentukan arah masa depan yang memberi kontribusi bagi bangsa dan negara. Jika itu terwujud, maka tugas guru sebagai penjaga api kemerdekaan benar-benar terlaksana.


Dirgahayu Kemerdekaan Republik Indonesia ke-80.



Penulis : Ty


iklaniklan
Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • Opini: Memaknai Kemerdekaan dalam Perspektif Guru Oleh: Iman Hermawan Sastra Khusuma, M.Pd

Trending Now

Iklan