PANDEGLANG, –Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Kabupaten Pandeglang menyampaikan kritik keras dan desakan tegas kepada Kementerian Agama (Kemenag) RI untuk mengevaluasi sekaligus mencopot Kepala Kemenag Pandeglang. Hal ini buntut dari ketidakterlibatan ormas Islam bersejarah Mathla’ul Anwar dalam acara Hari Santri Nasional (HSN) di Pandeglang yang digelar baru-baru ini.
Ketua DPD KNPI Pandeglang Saepudin menilai, langkah tersebut merupakan bentuk kelalaian serius dan ketidakpekaan sejarah, mengingat Mathla’ul Anwar adalah ormas Islam tertua yang lahir di Pandeglang dan berperan besar dalam sejarah pendidikan serta dakwah Islam di Indonesia.
“Ini bukan sekadar kesalahan teknis. Tidak dilibatkannya Mathla’ul Anwar dalam peringatan Hari Santri jelas mencederai rasa keadilan dan mengabaikan kontribusi besar ormas ini dalam perjalanan sejarah umat,” ujar Ketua KNPI Pandeglang.
KNPI juga menegaskan bahwa dalam proses pembentukan Hari Santri Nasional di tingkat nasional, Mathla’ul Anwar justru menjadi salah satu ormas Islam yang paling aktif dan konsisten memperjuangkan lahirnya penetapan Hari Santri.
“Ironis sekali, ormas yang sejak awal berjuang dalam penetapan Hari Santri malah diabaikan di tanah kelahirannya sendiri,” lanjutnya.
KNPI menilai kejadian tersebut menunjukkan kurangnya koordinasi, kepekaan sosial, dan penghormatan terhadap sejarah dari pimpinan Kemenag Pandeglang.
“Seorang kepala instansi agama harus menjadi perekat, bukan sumber perpecahan. Karena itu, kami mendesak Menteri Agama RI untuk segera mencopot Kepala Kemenag Pandeglang dan menggantinya dengan sosok yang lebih terbuka serta memahami nilai sejarah,” tegasnya.
Namun demikian, KNPI Pandeglang mencatat bahwa setelah munculnya kritik dan protes keras dari berbagai pihak, termasuk dari KNPI sendiri, pihak Kemenag akhirnya memperbaiki kesalahan dengan kembali melibatkan Mathla’ul Anwar dalam susunan kegiatan resmi Hari Santri.
“Kami menghargai langkah perbaikan ini, tetapi hal tersebut menunjukkan bahwa ada persoalan serius dalam tata kelola dan komunikasi di tubuh Kemenag Pandeglang,” tambah Ketua KNPI Pandeglang
KNPI Pandeglang menegaskan bahwa pernyataan ini adalah seruan moral dan bentuk tanggung jawab pemuda untuk memastikan nilai keadilan, penghargaan terhadap sejarah, dan kebersamaan umat tetap dijaga.
“Hari Santri adalah momentum pemersatu, bukan milik satu golongan. Pandeglang sebagai tanah kelahiran Mathla’ul Anwar seharusnya menjadi contoh penghormatan terhadap sejarah perjuangan Islam,” tutupnya